Pada satu titik, ada fase-fase hidup yang terasa lama.
Fase ini mengajarkan bagaimana bersabar, mengejar hidup, beradopsi dengan waktu, menerima kekalahan, menerima kekalahan lagi, mencoba untuk bangkit, namun kebangkitan menjadi semu karena tidak signifikan di ekosistem.
Fase ini tidak bosan-bosannya mengajarkan manusia naif. Bagaimana harus bersikap. Bagaimana harus tidak diam. Bagaimana kemenangan itu tidak ada sebenarnya. Yang ada hanyalah kekalahan yang terminimalisir.
Hai manusia. Kita tidak pernah benar-benar menang. Kita merasa menang saja. Merasa menang karena sebenarnya orang lain ditakdirkan kalah.
Inilah hidup. Kita bisa mengatakan itu semu atau abu-abu. Tidak ada yang menang. Tidak ada yang kalah. Yang ada hanya kesenangan.
No comments:
Post a Comment